Table of Contents
▼- Memahami Inti Perbedaan: Shortcode vs Gutenberg
- Kelebihan dan Kekurangan Shortcode
- Kelebihan dan Kekurangan Gutenberg (Editor Blok)
- Kapan Menggunakan Shortcode dan Kapan Menggunakan Gutenberg?
- Tips Lanjutan: Mengoptimalkan Penggunaan Shortcode dan Gutenberg
- Rekomendasi Layanan
- Kesimpulan: Memilih Pendekatan Terbaik untuk Anda
- FAQ: Pertanyaan Umum tentang Shortcode vs Gutenberg
Di era digital yang serba cepat ini, membangun kehadiran online yang kuat menjadi kunci keberhasilan bagi bisnis maupun individu. WordPress, sebagai platform manajemen konten terkemuka, terus berevolusi untuk memberikan pengalaman terbaik bagi penggunanya. Dua elemen penting yang sering diperdebatkan dalam kustomisasi dan pembuatan konten di WordPress adalah Shortcode dan Gutenberg (Editor Blok WordPress). Keduanya menawarkan cara yang berbeda untuk menambahkan fungsionalitas dan elemen visual ke dalam postingan dan halaman Anda.
Memahami perbedaan mendasar antara shortcode vs Gutenberg serta kelebihan dan kekurangannya masing-masing sangat krusial untuk mengoptimalkan alur kerja pembuatan konten Anda. Apakah Anda seorang pemula yang baru mengenal WordPress atau seorang developer berpengalaman yang mencari cara paling efisien, panduan ini akan mengupas tuntas kedua pendekatan tersebut. Kami akan membedah cara kerja, keunggulan, keterbatasan, dan memberikan tips praktis untuk memanfaatkan keduanya secara maksimal.
Artikel ini bukan sekadar perbandingan biasa. Kami akan membawa Anda lebih dalam untuk memahami bagaimana shortcode dan Gutenberg dapat saling melengkapi, menawarkan fleksibilitas yang lebih besar, dan pada akhirnya membantu Anda membangun website yang lebih dinamis, interaktif, dan ramah pengguna. Bersiaplah untuk menemukan rahasia memaksimalkan potensi WordPress Anda dengan pemahaman yang komprehensif tentang shortcode dan Gutenberg.
Memahami Inti Perbedaan: Shortcode vs Gutenberg
Sebelum melangkah lebih jauh, mari kita definisikan apa sebenarnya shortcode dan Gutenberg itu. Keduanya adalah alat untuk menambahkan konten dinamis atau elemen tata letak yang kompleks ke dalam postingan dan halaman WordPress, namun dengan filosofi dan implementasi yang sangat berbeda.
Apa Itu Shortcode WordPress?
Shortcode adalah potongan kode kecil, tertutup tanda kurung siku, seperti [nama_shortcode atribut="nilai"]. Mereka berfungsi sebagai pintasan untuk menyisipkan fungsionalitas yang kompleks atau konten yang dibuat secara dinamis ke dalam area konten WordPress Anda. Think of them as placeholders that get replaced by actual content or functionality when the page is displayed.
Shortcode biasanya dibuat oleh developer tema atau plugin. Misalnya, plugin galeri foto mungkin menyediakan shortcode seperti [galeri id="123"] untuk menampilkan galeri foto tertentu, atau plugin formulir kontak mungkin menawarkan [formulir_kontak id="456"]. Keindahan shortcode terletak pada kemampuannya untuk menyederhanakan proses penyisipan elemen yang rumit tanpa perlu menulis kode HTML atau PHP secara langsung.
Apa Itu Gutenberg (Editor Blok WordPress)?
Gutenberg, yang sekarang menjadi editor default di WordPress sejak versi 5.0, memperkenalkan paradigma baru yang disebut "Editor Blok". Alih-alih editor WYSIWYG (What You See Is What You Get) tradisional yang berfokus pada teks, Gutenberg memperlakukan setiap bagian konten sebagai "blok" terpisah. Setiap blok mewakili elemen tertentu, seperti paragraf, gambar, judul, tombol, kolom, kutipan, dan bahkan blok kustom yang dibuat oleh tema atau plugin.
Dengan Gutenberg, Anda dapat membangun tata letak halaman yang kompleks dengan menumpuk dan mengatur blok-blok ini. Pengguna dapat dengan mudah menambahkan blok baru, memindahkannya, mengubah ukurannya, dan menyesuaikan pengaturannya melalui panel inspektur. Ini menawarkan pengalaman visual yang lebih intuitif dan fleksibel untuk membuat konten yang menarik.
Filosofi dan Pendekatan yang Berbeda
Perbedaan mendasar terletak pada pendekatan mereka. Shortcode adalah solusi berbasis kode yang seringkali terintegrasi secara mendalam dengan fungsionalitas tema atau plugin. Mereka menuntut pemahaman tentang sintaks shortcode dan seringkali membutuhkan sedikit bantuan dari developer jika Anda ingin membuat yang kustom.
Sebaliknya, Gutenberg adalah solusi berbasis antarmuka visual yang dirancang untuk memberdayakan pengguna tanpa keahlian coding mendalam. Ini mendorong modularitas dan memungkinkan pengguna untuk bereksperimen dengan tata letak dan desain secara langsung di editor. Meskipun Gutenberg juga dapat diperluas dengan blok kustom yang memerlukan coding, pengalaman intinya sangat berorientasi pada pengguna akhir.
Kelebihan dan Kekurangan Shortcode
Shortcode telah menjadi bagian integral dari ekosistem WordPress selama bertahun-tahun, dan karena alasan yang bagus. Namun, seperti teknologi lainnya, mereka juga memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan.
Kelebihan Menggunakan Shortcode
- Fleksibilitas dan Kemampuan Kustomisasi: Shortcode memungkinkan penyisipan fungsionalitas yang sangat spesifik. Dengan atribut yang tepat, Anda dapat mengontrol tampilan dan perilaku elemen yang disisipkan.
- Integrasi dengan Tema dan Plugin: Banyak tema premium dan plugin populer mengandalkan shortcode untuk menyediakan fitur-fitur canggih, seperti slider, tabel harga, tab, accordion, dan banyak lagi.
- Portabilitas Konten: Konten yang dibuat menggunakan shortcode cenderung lebih portabel antar tema, asalkan tema baru tersebut mendukung shortcode yang sama atau Anda memiliki plugin yang menyediakan shortcode tersebut.
- Mempercepat Pembuatan Konten Kompleks: Bagi pengguna yang sudah terbiasa, shortcode dapat mempercepat proses penambahan elemen kompleks dibandingkan dengan harus membangunnya dari nol.
- Cocok untuk Developer: Developer dapat membuat shortcode kustom untuk mengotomatiskan tugas-tugas berulang atau menyajikan data dinamis dengan cara yang efisien.
Kekurangan Menggunakan Shortcode
- Ketergantungan pada Tema/Plugin: Jika shortcode dibuat oleh tema dan Anda mengganti tema, shortcode tersebut mungkin tidak berfungsi lagi, meninggalkan kode mentah di halaman Anda. Ini adalah masalah besar yang dikenal sebagai "shortcode lock-in".
- Kurang Intuitif untuk Pemula: Mengingat dan mengetik sintaks shortcode yang benar bisa menjadi tantangan bagi pengguna yang baru mengenal WordPress atau tidak memiliki latar belakang teknis.
- Sulit Dikelola dalam Jumlah Besar: Postingan yang dipenuhi dengan banyak shortcode bisa menjadi sulit dibaca dan dikelola di editor klasik.
- Potensi Konflik: Shortcode dari plugin atau tema yang berbeda terkadang dapat berkonflik, menyebabkan masalah tampilan atau fungsionalitas.
- SEO yang Kurang Optimal (Potensial): Meskipun shortcode itu sendiri tidak buruk untuk SEO, cara konten dirender setelah shortcode dieksekusi dapat memengaruhi bagaimana mesin pencari mengindeksnya.
Tips Mengelola Shortcode Secara Efektif
- Gunakan Plugin Shortcode Manager: Ada plugin yang dirancang khusus untuk membantu mengelola, membuat, dan bahkan menonaktifkan shortcode.
- Dokumentasikan Shortcode Anda: Jika Anda membuat shortcode kustom, pastikan untuk mendokumentasikannya dengan baik.
- Prioritaskan Shortcode dari Plugin yang Terpercaya: Gunakan shortcode dari plugin yang memiliki reputasi baik dan pembaruan rutin untuk meminimalkan risiko ketergantungan.
- Pahami Ketergantungan Tema: Sebelum beralih tema, periksa apakah shortcode yang Anda gunakan banyak berasal dari tema tersebut.
Kelebihan dan Kekurangan Gutenberg (Editor Blok)
Sejak diperkenalkan, Gutenberg telah merevolusi cara konten dibuat di WordPress. Editor blok ini menawarkan pendekatan yang lebih modern dan fleksibel.
Kelebihan Menggunakan Gutenberg
- Pengalaman Pengguna yang Intuitif: Dengan antarmuka drag-and-drop dan visualisasi blok, Gutenberg sangat mudah digunakan bahkan bagi pemula. Anda dapat melihat pratinjau konten Anda saat Anda membuatnya.
- Fleksibilitas Tata Letak yang Luas: Blok seperti Kolom, Grup, dan Grup Penuh Lebar memungkinkan Anda membuat tata letak yang kompleks dan menarik tanpa perlu coding.
- Ekstensibilitas yang Mudah: Developer dapat dengan mudah membuat blok kustom yang terintegrasi mulus dengan editor, memperluas fungsionalitasnya tanpa memerlukan shortcode.
- Konten yang Lebih Portabel: Konten yang dibuat dengan blok Gutenberg cenderung lebih portabel karena strukturnya yang modular dan didukung secara native oleh WordPress.
- Peningkatan Aksesibilitas: Desain Gutenberg lebih memperhatikan prinsip-prinsip aksesibilitas, membuatnya lebih mudah digunakan oleh orang-orang dengan disabilitas.
- Integrasi yang Lebih Baik dengan Fitur WordPress Modern: Gutenberg dirancang untuk bekerja selaras dengan fitur-fitur WordPress terbaru, seperti kustomisasi situs penuh (Full Site Editing).
Kekurangan Menggunakan Gutenberg
- Kurva Pembelajaran Awal: Meskipun intuitif, bagi pengguna yang terbiasa dengan editor klasik, mungkin ada sedikit kurva pembelajaran untuk membiasakan diri dengan konsep blok.
- Kinerja (Potensial): Beberapa pengguna melaporkan bahwa halaman yang sangat kompleks dengan banyak blok mungkin memuat sedikit lebih lambat dibandingkan dengan menggunakan shortcode yang efisien. Namun, ini terus ditingkatkan.
- Keterbatasan untuk Kustomisasi Kode Tingkat Lanjut: Untuk beberapa tugas kustomisasi yang sangat spesifik yang memerlukan manipulasi DOM atau logika PHP yang rumit, shortcode atau kode kustom mungkin masih menjadi pilihan yang lebih baik.
- Perubahan Antarmuka: Antarmuka Gutenberg terus diperbarui, yang terkadang bisa membingungkan bagi pengguna yang tidak mengikuti pembaruan WordPress.
- Kompatibilitas dengan Tema Lama: Tema yang sangat lama mungkin tidak sepenuhnya kompatibel dengan Gutenberg, meskipun ini semakin jarang terjadi.
Best Practices untuk Menggunakan Gutenberg
- Manfaatkan Blok Bawaan: Jelajahi semua blok yang disediakan oleh WordPress inti dan tema Anda sebelum mencari plugin tambahan.
- Gunakan Blok Kolom dan Grup: Ini adalah kunci untuk membuat tata letak yang menarik dan responsif.
- Pelajari Pengaturan Blok: Setiap blok memiliki panel pengaturan sendiri di sidebar kanan yang memungkinkan kustomisasi mendalam.
- Pertimbangkan Penggunaan Plugin Blok Kustom: Jika Anda membutuhkan fungsionalitas khusus yang tidak tersedia, plugin blok kustom dapat menjadi solusi yang hebat.
Kapan Menggunakan Shortcode dan Kapan Menggunakan Gutenberg?
Keputusan untuk menggunakan shortcode atau Gutenberg seringkali bergantung pada kebutuhan spesifik Anda, tingkat keahlian teknis, dan jenis konten yang ingin Anda buat. Namun, ada panduan umum yang dapat membantu Anda membuat pilihan yang tepat.
Skenario Penggunaan Ideal untuk Shortcode
- Menyisipkan Fungsionalitas yang Disediakan Plugin/Tema: Jika Anda menggunakan plugin formulir kontak, galeri, tabel harga, atau elemen UI kompleks lainnya yang menyediakan shortcode, gunakanlah shortcode tersebut untuk menyisipkannya.
- Kustomisasi Tingkat Lanjut yang Memerlukan Kode: Jika Anda seorang developer dan perlu menyisipkan konten yang dihasilkan secara dinamis berdasarkan logika PHP yang kompleks, shortcode kustom adalah pilihan yang tepat.
- Migrasi Konten dari Sistem Lama: Terkadang, shortcode mungkin lebih mudah untuk memigrasikan konten yang sudah ada dari platform lain atau dari tema lama yang menggunakan shortcode sebagai standar.
- Memastikan Konsistensi di Seluruh Situs: Jika Anda ingin memastikan elemen tertentu (misalnya, tombol "hubungi kami" dengan gaya yang sama) muncul secara konsisten di berbagai postingan tanpa harus membangunnya ulang setiap kali, shortcode yang dikelola dengan baik bisa menjadi solusinya.
Skenario Penggunaan Ideal untuk Gutenberg
- Membuat Konten Harian: Untuk postingan blog, artikel, dan halaman standar, Gutenberg menawarkan cara tercepat dan termudah untuk membuat konten yang menarik secara visual.
- Membangun Tata Letak Halaman yang Kompleks: Dengan blok kolom, grup, dan tata letak dinamis, Gutenberg sangat ideal untuk mendesain halaman arahan (landing pages), halaman beranda, atau halaman layanan yang unik.
- Pengguna Pemula atau Non-Teknis: Jika Anda tidak memiliki pengalaman coding, Gutenberg adalah pilihan yang jelas karena antarmuka visualnya yang ramah pengguna.
- Membuat Konten yang Beragam: Gutenberg sangat baik dalam menangani berbagai jenis media dan elemen, mulai dari teks, gambar, video, audio, galeri, hingga embed dari platform eksternal.
- Mengembangkan Tema atau Plugin Modern: Jika Anda sedang membangun tema atau plugin baru, mengintegrasikan fungsionalitas Anda sebagai blok Gutenberg adalah pendekatan yang direkomendasikan.
Memanfaatkan Keduanya Secara Bersamaan (Hybrid Approach)
Penting untuk dicatat bahwa shortcode vs Gutenberg bukanlah pilihan "salah satu atau yang lain". Keduanya dapat dan seringkali harus digunakan bersama-sama. Gutenberg dapat menampilkan blok yang merender konten yang dihasilkan oleh shortcode, atau Anda dapat menggunakan shortcode di dalam blok tertentu jika diperlukan.
Misalnya, Anda bisa menggunakan blok "Kutipan" di Gutenberg, tetapi di dalam kutipan tersebut, Anda mungkin perlu menyisipkan tabel harga yang dibuat menggunakan shortcode dari plugin Anda. Atau, Anda bisa membuat blok kustom Gutenberg yang pada dasarnya membungkus fungsionalitas shortcode yang sudah ada untuk memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik di editor.
Tips Lanjutan: Mengoptimalkan Penggunaan Shortcode dan Gutenberg
Untuk benar-benar menguasai seni pembuatan konten di WordPress, Anda perlu melampaui pemahaman dasar. Berikut adalah beberapa tips lanjutan untuk memaksimalkan potensi shortcode dan Gutenberg.
Advanced Section: Mengintegrasikan Shortcode ke dalam Blok Kustom Gutenberg
Salah satu cara paling kuat untuk menggabungkan kekuatan keduanya adalah dengan membuat blok kustom Gutenberg yang menggunakan shortcode di belakang layar. Ini memungkinkan Anda untuk memberikan pengalaman pengguna yang mulus di editor Gutenberg sambil tetap memanfaatkan fungsionalitas kompleks yang disediakan oleh shortcode.
Prosesnya melibatkan pengembangan blok React untuk Gutenberg yang kemudian memanggil fungsi PHP yang mengeksekusi shortcode. Ini memerlukan pengetahuan tentang pengembangan blok Gutenberg dan PHP. Hasilnya adalah blok yang dapat Anda tambahkan, konfigurasikan, dan lihat pratinjaunya di editor, dan saat halaman dipublikasikan, shortcode akan dieksekusi seperti biasa.
Contoh Kasus: Bayangkan Anda memiliki shortcode kustom untuk menampilkan profil anggota tim dengan foto, nama, jabatan, dan bio. Alih-alih meminta pengguna mengetik shortcode [profil_anggota id="1"], Anda bisa membuat blok "Profil Anggota Tim" di Gutenberg. Di dalam blok ini, pengguna memilih anggota tim dari daftar dropdown, dan blok tersebut kemudian menghasilkan shortcode yang sesuai yang akan merender profil anggota tim saat halaman dilihat.
Tips untuk Migrasi dari Editor Klasik ke Gutenberg
Jika Anda memiliki banyak konten lama yang dibuat dengan editor klasik dan shortcode, transisi ke Gutenberg bisa menjadi tantangan. WordPress menyediakan "Blok Shortcode" yang memungkinkan Anda menyisipkan shortcode lama Anda ke dalam editor Gutenberg.
Namun, untuk pengalaman yang lebih baik, pertimbangkan langkah-langkah berikut:
- Uji Coba Blok Shortcode: Gunakan blok shortcode bawaan di Gutenberg untuk melihat bagaimana konten lama Anda ditampilkan.
- Konversi Shortcode ke Blok: Banyak plugin dan tema menawarkan alat konversi untuk mengubah shortcode lama menjadi blok Gutenberg yang setara. Jelajahi opsi ini.
- Perbarui Tema dan Plugin: Pastikan tema dan plugin Anda up-to-date, karena pembaruan sering kali menyertakan dukungan Gutenberg yang lebih baik dan blok pengganti untuk shortcode lama.
- Buat Ulang Konten yang Krusial: Untuk halaman-halaman terpenting Anda, pertimbangkan untuk membangun ulang tata letaknya menggunakan blok Gutenberg secara native untuk mendapatkan manfaat penuh dari editor.
Memanfaatkan Data dan Statistik Terbaru
Dalam pengembangan web dan pembuatan konten, tren selalu berubah. Memahami data terkini dapat membantu Anda membuat keputusan yang lebih baik.
- Pertumbuhan Penggunaan Gutenberg: Sejak diluncurkan, adopsi Gutenberg terus meningkat. Laporan menunjukkan bahwa mayoritas pengguna WordPress kini menggunakan Gutenberg secara rutin, menunjukkan preferensi yang berkembang terhadap editor blok.
- Pentingnya Pengalaman Pengguna (UX): Pengguna mengharapkan situs web yang mudah dinavigasi, cepat dimuat, dan menarik secara visual. Baik shortcode maupun Gutenberg berkontribusi pada UX, tetapi Gutenberg seringkali menawarkan kontrol visual yang lebih langsung untuk mencapai tujuan ini.
- SEO dan Konten Terstruktur: Mesin pencari semakin cerdas dalam memahami konten yang terstruktur dengan baik. Penggunaan blok di Gutenberg, terutama blok semantik, dapat membantu dalam hal ini.
Studi Kasus: Website E-commerce Menggunakan Kombinasi
Sebuah toko online ingin menampilkan produk unggulan, testimonial pelanggan, dan formulir pemesanan. Untuk ini, mereka menggunakan:
- Gutenberg: Untuk membuat halaman beranda yang menarik secara visual dengan tata letak kolom yang menampilkan produk unggulan dan promosi. Blok galeri digunakan untuk menampilkan gambar produk.
- Shortcode Plugin WooCommerce: Shortcode seperti
[featured_products]atau[recent_products]digunakan dalam blok paragraf atau blok kustom Gutenberg untuk menyisipkan daftar produk secara dinamis.
- Shortcode Plugin Testimonial: Shortcode seperti
[testimonial_slider]digunakan untuk menampilkan ulasan pelanggan dalam format slider yang menarik.
- Shortcode Plugin Formulir: Shortcode seperti
[formulir_pesanan id="10"]digunakan untuk menyisipkan formulir pemesanan yang kompleks ke dalam halaman khusus.
Pendekatan hibrida ini memungkinkan mereka untuk memiliki fleksibilitas desain Gutenberg sambil memanfaatkan fungsionalitas e-commerce yang kuat dari plugin melalui shortcode.
Rekomendasi Layanan
Dalam membangun website yang efektif, baik itu untuk bisnis, portofolio, atau platform online lainnya, pemilihan alat yang tepat sangatlah penting. Jika Anda memerlukan bantuan profesional untuk mewujudkan visi digital Anda, Butuh jasa pembuatan website profesional? KerjaKode menyediakan layanan pembuatan website berkualitas tinggi dengan harga terjangkau. Kunjungi https://kerjakode.com/jasa-pembuatan-website untuk konsultasi gratis.
Kesimpulan: Memilih Pendekatan Terbaik untuk Anda
Memahami perbedaan mendasar antara shortcode dan Gutenberg adalah langkah pertama untuk mengoptimalkan pembuatan konten di WordPress. Shortcode menawarkan kekuatan dan fleksibilitas melalui kode, sangat berguna untuk fungsionalitas yang disediakan oleh tema dan plugin. Di sisi lain, Gutenberg membawa revolusi visual dengan editor bloknya, memberdayakan pengguna untuk membuat konten yang dinamis dan menarik tanpa perlu coding.
Pilihan terbaik seringkali bukan memilih salah satu, tetapi memahami kapan dan bagaimana menggabungkannya. Untuk sebagian besar pengguna, Gutenberg akan menjadi editor utama untuk pembuatan konten harian, memberikan pengalaman yang intuitif dan fleksibel. Shortcode tetap relevan untuk menyisipkan fungsionalitas spesifik dari plugin atau tema, atau untuk kustomisasi mendalam yang memerlukan kode.
Langkah selanjutnya adalah bereksperimen. Cobalah Gutenberg secara ekstensif pada postingan baru. Jika Anda menemukan batasan atau perlu menyisipkan elemen yang disediakan oleh shortcode, gunakan blok shortcode atau jelajahi plugin yang menawarkan blok Gutenberg pengganti. Bagi developer, mengintegrasikan shortcode ke dalam blok kustom Gutenberg menawarkan solusi paling canggih.
Dengan menguasai shortcode vs Gutenberg dan bagaimana keduanya dapat saling melengkapi, Anda akan siap untuk membangun website yang tidak hanya fungsional, tetapi juga menarik secara visual dan memberikan pengalaman terbaik bagi pengunjung Anda. Mulailah membuat konten yang lebih baik hari ini!
FAQ: Pertanyaan Umum tentang Shortcode vs Gutenberg
1. Apakah Gutenberg sepenuhnya menggantikan shortcode?
Tidak, Gutenberg tidak sepenuhnya menggantikan shortcode. Gutenberg adalah editor konten yang berfokus pada blok, sementara shortcode adalah metode untuk menyisipkan fungsionalitas. Anda masih dapat menggunakan shortcode di dalam blok Gutenberg, terutama blok "Shortcode" bawaan, atau melalui blok kustom yang dirancang untuk berinteraksi dengan shortcode.
2. Bisakah saya menggunakan Gutenberg jika tema saya tidak mendukungnya?
WordPress versi 5.0 ke atas secara default menggunakan Gutenberg sebagai editor. Sebagian besar tema modern dirancang untuk bekerja dengan Gutenberg. Jika tema Anda sangat tua atau tidak kompatibel, Anda mungkin perlu memperbarui tema Anda atau menginstal plugin yang menyediakan fungsionalitas Gutenberg.
3. Apa yang terjadi jika saya menonaktifkan plugin yang menyediakan shortcode?
Jika Anda menonaktifkan plugin yang menyediakan shortcode, shortcode tersebut akan berhenti berfungsi. Teks shortcode mentah (misalnya, [nama_shortcode]) akan muncul di halaman atau postingan Anda alih-alih konten yang seharusnya ditampilkan. Ini adalah salah satu alasan mengapa "shortcode lock-in" bisa menjadi masalah.
4. Bagaimana cara terbaik untuk memigrasikan konten lama yang penuh shortcode ke Gutenberg?
Cara terbaik adalah menggunakan blok "Shortcode" bawaan di Gutenberg untuk menyisipkan shortcode lama Anda. Namun, untuk pengalaman yang lebih baik, periksa apakah tema atau plugin Anda menawarkan alat konversi otomatis ke blok Gutenberg. Untuk konten yang sangat penting, membangun ulang tata letak menggunakan blok Gutenberg secara native seringkali memberikan hasil terbaik.
5. Apakah ada risiko keamanan saat menggunakan shortcode?
Risiko keamanan utama terkait dengan shortcode datang dari sumbernya. Shortcode yang dibuat oleh plugin atau tema yang tidak terpercaya atau tidak terawat dapat menjadi vektor serangan. Selalu gunakan shortcode dari sumber yang memiliki reputasi baik dan perbarui tema serta plugin Anda secara teratur.
6. Apakah saya perlu belajar coding untuk menggunakan Gutenberg secara efektif?
Tidak, Anda tidak perlu belajar coding untuk menggunakan Gutenberg secara efektif. Antarmuka editor blok dirancang agar intuitif dan visual. Namun, jika Anda ingin membuat blok kustom atau melakukan penyesuaian tingkat lanjut, pengetahuan tentang HTML, CSS, dan JavaScript (serta PHP untuk fungsionalitas backend) akan sangat membantu.
7. Apakah Gutenberg lebih baik untuk SEO dibandingkan editor klasik dengan shortcode?
Gutenberg sendiri tidak secara langsung "lebih baik" untuk SEO. Namun, kemampuannya untuk membuat tata letak yang lebih kaya dan terstruktur, serta kemudahan dalam menyisipkan elemen seperti gambar, video, dan tombol yang dioptimalkan, dapat berkontribusi pada pengalaman pengguna yang lebih baik, yang merupakan faktor SEO. Penggunaan blok semantik di Gutenberg juga dapat membantu mesin pencari memahami konten Anda.