Memuat...
👋 Selamat Pagi!

Panduan Lengkap Shortcode vs Gutenberg: Mana Lebih Baik?

Shortcode vs Gutenberg: Temukan panduan lengkap mana yang lebih baik untuk membangun website Anda. Pahami perbedaannya & pilih yang tepat!

Panduan Lengkap Shortcode vs Gutenberg: Mana Lebih Baik?

Di era digital yang serba cepat ini, membangun kehadiran online yang kuat adalah kunci kesuksesan, baik bagi individu maupun bisnis. Bagi para pengguna platform pembuatan konten yang populer, memahami alat-alat yang tersedia untuk membentuk dan menampilkan konten adalah hal yang sangat penting. Dua metode yang sering diperdebatkan dan digunakan adalah Shortcode dan Gutenberg. Masing-masing menawarkan pendekatan unik dalam mengelola dan memanipulasi konten, namun seringkali membingungkan mana yang lebih unggul atau bagaimana keduanya dapat bersinergi.

Artikel ini hadir sebagai Panduan Lengkap Shortcode vs Gutenberg: Mana Lebih Baik?, yang dirancang untuk mengupas tuntas perbedaan mendasar, kelebihan, kekurangan, serta skenario penggunaan terbaik dari kedua teknologi ini. Kami akan membedah secara mendalam bagaimana Shortcode memberikan fleksibilitas melalui kode, sementara Gutenberg menawarkan pengalaman visual yang intuitif. Tujuannya adalah untuk membekali Anda dengan pengetahuan yang dibutuhkan agar dapat membuat keputusan yang tepat, mengoptimalkan alur kerja Anda, dan akhirnya menciptakan konten yang lebih menarik dan efektif.

Bersiaplah untuk menyelami dunia kustomisasi konten yang lebih dalam. Anda akan mempelajari cara memanfaatkan kekuatan masing-masing, mengidentifikasi kapan harus memilih satu di atas yang lain, dan yang terpenting, bagaimana mengintegrasikannya untuk hasil yang maksimal. Mari kita mulai perjalanan untuk menemukan mana yang lebih baik bagi kebutuhan spesifik Anda.

Memahami Inti Perbedaan: Shortcode dan Gutenberg

Sebelum melangkah lebih jauh, penting untuk memahami esensi dari Shortcode dan Gutenberg. Keduanya adalah solusi untuk menyajikan konten yang dinamis dan terstruktur, namun beroperasi pada filosofi yang berbeda. Shortcode lebih berakar pada pendekatan berbasis kode, sementara Gutenberg mewakili pergeseran menuju editor visual yang lebih modern.

Apa Itu Shortcode? Definisi dan Cara Kerja

Shortcode adalah potongan kode kecil yang dapat disematkan ke dalam postingan, halaman, atau widget untuk menghasilkan fungsionalitas tertentu tanpa perlu menulis kode yang kompleks setiap kali. Bayangkan Shortcode sebagai pintasan. Anda menulis sebuah kode singkat, misalnya [galeri id="123"], dan ketika halaman dipublikasikan, sistem akan mengganti kode tersebut dengan elemen galeri yang sebenarnya, lengkap dengan gambar-gambar yang diinginkan.

Cara kerjanya adalah dengan menggunakan fungsi PHP yang terdaftar pada sistem. Ketika Shortcode terdeteksi dalam konten, fungsi yang terasosiasi akan dijalankan, dan output dari fungsi tersebut akan ditampilkan di tempat Shortcode berada. Fleksibilitas Shortcode terletak pada kemampuannya untuk menerima parameter, yang memungkinkan penyesuaian lebih lanjut. Misalnya, Shortcode galeri bisa saja memiliki parameter untuk jumlah kolom, ukuran gambar, atau urutan tampilan.

Kelebihan utama Shortcode adalah kemampuannya untuk memperluas fungsionalitas inti platform. Plugin seringkali menyediakan Shortcode untuk menampilkan elemen-elemen seperti tombol, formulir, tab, slider, dan bahkan integrasi dengan layanan eksternal. Pengguna yang tidak memiliki latar belakang teknis yang mendalam pun dapat memanfaatkan fitur-fitur canggih ini dengan mudah.

Mengenal Gutenberg: Editor Blok Modern

Gutenberg, yang sekarang menjadi editor default pada banyak platform konten populer, memperkenalkan konsep editor berbasis blok. Alih-alih berurusan dengan editor WYSIWYG (What You See Is What You Get) tradisional yang seringkali terbatas, Gutenberg memecah konten menjadi unit-unit diskrit yang disebut "blok". Setiap elemen – mulai dari paragraf, judul, gambar, video, hingga daftar, tombol, dan kolom – direpresentasikan sebagai blok tersendiri.

Pengguna dapat dengan bebas menambahkan, mengatur ulang, menghapus, dan menyesuaikan setiap blok melalui antarmuka visual yang intuitif. Ini berarti Anda dapat melihat pratinjau langsung bagaimana konten Anda akan terlihat tanpa perlu menyimpan atau mempublikasikan halaman. Pengalaman ini mirip dengan menggunakan alat desain grafis, di mana setiap elemen ditangani secara independen.

Setiap blok memiliki pengaturan kustomnya sendiri, yang dapat diakses melalui sidebar. Pengaturan ini memungkinkan penyesuaian gaya, ukuran, warna, dan atribut lainnya. Gutenberg juga mendukung pengelompokan blok, yang memungkinkan pembuatan tata letak yang kompleks dan terstruktur. Pendekatan ini membuat pembuatan halaman yang kaya secara visual dan fungsional menjadi lebih mudah diakses oleh semua orang.

Kelebihan dan Kekurangan Shortcode

Shortcode telah menjadi andalan bagi banyak pengembang dan pengguna selama bertahun-tahun karena kemampuannya untuk menyuntikkan fungsionalitas yang kaya ke dalam konten. Namun, seperti teknologi lainnya, Shortcode memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri.

Kelebihan Shortcode

  • Fleksibilitas dan Fungsionalitas Luas: Shortcode memungkinkan penambahan fitur-fitur canggih yang tidak tersedia secara native. Plugin-plugin populer seringkali mengandalkan Shortcode untuk menyediakan elemen desain dan fungsionalitas interaktif.
  • Kemudahan Penggunaan (bagi Pemula): Pengguna yang tidak ahli dalam coding dapat dengan mudah menyisipkan fungsionalitas kompleks hanya dengan menyalin dan menempelkan kode Shortcode. Ini menurunkan hambatan teknis untuk menciptakan halaman yang menarik.
  • Portabilitas Konten: Selama Shortcode tersebut didukung oleh tema atau plugin yang aktif, konten yang menggunakan Shortcode dapat dengan mudah dipindahkan antar situs atau diperbarui.
  • Dukungan Komunitas yang Luas: Karena popularitasnya, banyak plugin dan tema yang menyediakan Shortcode, serta dokumentasi dan dukungan komunitas yang melimpah.
  • Kontrol yang Presisi: Melalui parameter, pengguna dapat memiliki kontrol yang cukup detail atas tampilan dan perilaku elemen yang dihasilkan oleh Shortcode.

Kekurangan Shortcode

  • Potensi "Bloat" Konten: Jika terlalu banyak Shortcode dari berbagai plugin digunakan, ini dapat menyebabkan kode yang berantakan di balik layar dan berpotensi memperlambat kinerja situs.
  • "Shortcode Hell": Jika plugin yang menyediakan Shortcode dinonaktifkan atau dihapus, Shortcode tersebut akan muncul sebagai teks mentah di halaman, merusak tata letak dan tampilan. Ini adalah masalah umum yang dikenal sebagai "Shortcode Hell".
  • Kurangnya Representasi Visual Langsung: Pengguna tidak melihat elemen yang sebenarnya saat mengedit, melainkan hanya melihat kode Shortcode. Ini bisa menyulitkan dalam memvisualisasikan hasil akhir secara akurat.
  • Ketergantungan pada Plugin/Tema: Fungsionalitas Shortcode sepenuhnya bergantung pada plugin atau tema yang menyediakannya. Tanpa mereka, Shortcode tidak akan berfungsi.
  • Potensi Konflik: Shortcode dari plugin yang berbeda terkadang dapat saling bertabrakan, menyebabkan perilaku yang tidak terduga atau kesalahan tampilan.

Kelebihan dan Kekurangan Gutenberg

Gutenberg merevolusi cara konten dibuat dan diedit, menawarkan pengalaman yang lebih modern dan visual. Namun, seperti halnya teknologi baru, ia juga memiliki sisi positif dan negatifnya.

Kelebihan Gutenberg

  • Pengalaman Visual yang Intuitif: Editor berbasis blok memungkinkan pengguna melihat pratinjau konten mereka secara real-time, membuat proses desain dan penataan menjadi lebih mudah dan menyenangkan.
  • Fleksibilitas Tata Letak: Dengan blok kolom, grup, dan pola, Gutenberg memungkinkan pembuatan tata letak yang kompleks dan menarik secara visual tanpa perlu pengetahuan coding.
  • Konten Lebih Semantik dan Terstruktur: Setiap blok memiliki jenisnya sendiri (paragraf, judul, gambar, dll.), yang membantu dalam menghasilkan struktur konten yang lebih bersih dan semantik di balik layar.
  • Ekosistem Blok yang Terus Berkembang: Komunitas pengembang terus menciptakan blok-blok baru yang memperluas fungsionalitas Gutenberg, memungkinkan integrasi dengan berbagai layanan dan fitur.
  • Mengurangi Ketergantungan pada Plugin Khusus Tata Letak: Banyak fungsionalitas yang sebelumnya memerlukan plugin terpisah kini dapat dicapai langsung menggunakan blok bawaan Gutenberg, yang berpotensi mengurangi jumlah plugin yang terpasang.
  • Aksesibilitas yang Lebih Baik: Antarmuka visual dan navigasi yang mudah membuatnya lebih mudah diakses oleh pengguna dengan berbagai tingkat keahlian teknis.

Kekurangan Gutenberg

  • Kurva Belajar Awal: Bagi pengguna yang terbiasa dengan editor klasik, mungkin ada sedikit kurva belajar untuk membiasakan diri dengan paradigma berbasis blok.
  • Kinerja pada Halaman Kompleks: Halaman yang sangat kompleks dengan banyak blok yang bersarang terkadang dapat memengaruhi kinerja pemuatan, meskipun ini terus ditingkatkan.
  • "Block Hell" (Potensial): Mirip dengan Shortcode, jika blok kustom dari plugin dihapus, konten yang dibuat dengan blok tersebut mungkin tidak ditampilkan dengan benar atau menjadi tidak dapat diedit.
  • Keterbatasan Kustomisasi Tingkat Lanjut: Untuk kustomisasi yang sangat spesifik dan mendalam yang memerlukan manipulasi kode tingkat rendah, Gutenberg mungkin masih memerlukan plugin tambahan atau pengetahuan CSS/JavaScript.
  • Perubahan Terus Menerus: Sebagai editor yang masih relatif baru dan terus berkembang, fitur-fiturnya dapat berubah, yang mungkin memerlukan adaptasi berkala dari pengguna.

Perbandingan Langsung: Shortcode vs Gutenberg

Sekarang mari kita telaah perbedaan kunci antara Shortcode dan Gutenberg dalam beberapa aspek penting yang memengaruhi pengalaman pengguna dan hasil akhir.

Pengalaman Editor

Shortcode: Pengalaman mengedit dengan Shortcode seringkali dilakukan di editor teks. Anda melihat kode singkat, bukan representasi visual dari elemen yang akan dihasilkan. Ini bisa menjadi tantangan bagi pemula untuk membayangkan hasil akhirnya.

Gutenberg: Editor Gutenberg menawarkan pengalaman visual yang kaya. Anda melihat blok-blok secara langsung, dapat memindahkannya, mengubah ukurannya, dan melihat pratinjau langsung dari tata letak dan gaya. Ini membuat proses desain menjadi jauh lebih intuitif dan efisien.

Fleksibilitas dan Kustomisasi

Shortcode: Fleksibilitas Shortcode berasal dari parameter yang dapat diterimanya. Kustomisasi sangat bergantung pada bagaimana pengembang Shortcode mendesainnya. Untuk kustomisasi yang lebih mendalam, seringkali dibutuhkan pengetahuan coding atau CSS.

Gutenberg: Gutenberg sangat fleksibel dalam hal tata letak dan penataan elemen. Setiap blok memiliki pengaturan kustomnya sendiri di sidebar yang memungkinkan penyesuaian tampilan. Untuk kustomisasi visual yang lebih dalam, pengguna dapat memanfaatkan pengaturan warna, tipografi, dan spasi yang tersedia.

Kinerja dan "Bloat"

Shortcode: Penggunaan Shortcode yang berlebihan dari berbagai plugin dapat menyebabkan "bloat" pada kode sumber halaman, berpotensi memperlambat waktu muat. Setiap Shortcode memanggil fungsi yang perlu dieksekusi.

Gutenberg: Meskipun halaman Gutenberg yang sangat kompleks bisa memengaruhi kinerja, editor ini dirancang untuk menghasilkan markup yang lebih bersih dan terstruktur. Pengembang terus berupaya mengoptimalkan kinerja blok-blok Gutenberg.

Kemudahan Penggunaan untuk Pemula

Shortcode: Awalnya, Shortcode mungkin tampak mudah karena hanya menyalin dan menempel kode. Namun, mengelola banyak Shortcode dan memahami fungsinya bisa menjadi rumit seiring waktu.

Gutenberg: Gutenberg secara inheren lebih ramah pemula karena antarmuka visualnya. Pengguna dapat mulai membuat halaman yang menarik tanpa perlu menyentuh kode sama sekali, hanya dengan menyeret dan melepas blok.

Risiko dan Ketergantungan

Shortcode: Risiko utama adalah "Shortcode Hell" jika plugin yang menyediakan Shortcode dinonaktifkan. Ketergantungan pada plugin sangat tinggi.

Gutenberg: Risiko "Block Hell" juga ada jika blok kustom dari plugin dihapus. Namun, blok inti Gutenberg adalah bagian dari platform itu sendiri, sehingga lebih stabil.

Kapan Menggunakan Shortcode dan Kapan Menggunakan Gutenberg?

Memilih antara Shortcode dan Gutenberg seringkali bergantung pada kebutuhan spesifik proyek Anda, tingkat keahlian Anda, dan jenis konten yang ingin Anda buat.

Skenario Penggunaan Optimal untuk Shortcode

Shortcode masih memiliki tempat yang berharga, terutama dalam skenario berikut:

  • Menyuntikkan Fungsionalitas Khusus: Ketika Anda memerlukan elemen atau fungsionalitas yang sangat spesifik yang tidak tersedia sebagai blok Gutenberg bawaan atau yang disediakan oleh plugin pembuat halaman yang kuat. Contohnya adalah Shortcode untuk integrasi dengan sistem CRM tertentu, formulir pendaftaran yang sangat kustom, atau elemen interaktif yang kompleks.
  • Mempertahankan Konten Lama: Jika situs Anda sudah memiliki banyak konten yang dibangun menggunakan Shortcode dari plugin yang sudah ada, melanjutkan penggunaan Shortcode tersebut mungkin lebih efisien daripada migrasi besar-besaran ke blok Gutenberg, terutama jika plugin tersebut masih aktif dan didukung.
  • Pengembangan Plugin Kustom: Bagi pengembang yang membuat plugin kustom yang perlu menyuntikkan fungsionalitas ke dalam editor, Shortcode adalah cara yang teruji dan terbukti untuk melakukannya.
  • Situs dengan Kebutuhan Fungsionalitas Tinggi yang Terbatas: Jika Anda hanya memerlukan beberapa elemen fungsional yang kompleks dan tidak ingin berurusan dengan editor visual yang lebih rumit, Shortcode yang disediakan oleh plugin terkemuka bisa menjadi solusi cepat.

Skenario Penggunaan Optimal untuk Gutenberg

Gutenberg adalah pilihan yang lebih baik untuk sebagian besar kebutuhan pembuatan konten modern:

  • Pembuatan Halaman dan Posting Blog Standar: Untuk semua posting blog, halaman statis, dan landing page umum, Gutenberg menyediakan cara yang paling efisien dan visual untuk membuat konten yang menarik.
  • Membuat Tata Letak yang Kompleks Tanpa Coding: Dengan blok kolom, grup, dan pola, Gutenberg memungkinkan pengguna non-teknis untuk membuat tata letak yang canggih dan responsif.
  • Konten yang Berfokus pada Visual: Jika konten Anda banyak mengandalkan gambar, video, kutipan, dan elemen visual lainnya, editor blok akan mempermudah penataannya.
  • Meningkatkan Aksesibilitas dan Kemudahan Penggunaan: Bagi tim yang terdiri dari berbagai anggota dengan tingkat keahlian yang berbeda, antarmuka visual Gutenberg lebih mudah dipelajari dan digunakan oleh semua orang.
  • Mengurangi Ketergantungan pada Plugin Pembuat Halaman: Banyak fungsionalitas yang sebelumnya memerlukan plugin pembuat halaman pihak ketiga kini dapat dicapai dengan blok Gutenberg dan plugin blok tambahan yang ringan.

Menggabungkan Kekuatan: Sinergi Shortcode dan Gutenberg

Pertanyaan "mana yang lebih baik" seringkali memiliki jawaban yang lebih bernuansa: keduanya bisa bekerja bersama. Seiring evolusi platform konten, integrasi antara Shortcode dan Gutenberg menjadi semakin mulus.

Membuat Blok Gutenberg Kustom dari Shortcode

Salah satu cara paling ampuh untuk menggabungkan kedua teknologi ini adalah dengan membuat blok Gutenberg kustom yang membungkus fungsionalitas Shortcode yang ada. Ini berarti Anda dapat menikmati antarmuka visual Gutenberg sambil tetap memanfaatkan Shortcode yang sudah Anda miliki atau yang disediakan oleh plugin.

Proses ini biasanya melibatkan pengembangan plugin kecil atau penggunaan plugin yang dirancang khusus untuk mengonversi Shortcode menjadi blok Gutenberg. Dengan cara ini, Anda dapat:

  • Menyisipkan Shortcode melalui antarmuka blok yang ramah pengguna.
  • Melihat pratinjau elemen yang dihasilkan oleh Shortcode di dalam editor Gutenberg.
  • Mengatur parameter Shortcode melalui pengaturan blok di sidebar Gutenberg.
  • Menghindari "Shortcode Hell" karena Shortcode tersebut sekarang dikelola sebagai bagian dari blok yang terintegrasi.

Plugin Pendukung Integrasi

Ada banyak plugin yang dikembangkan oleh komunitas yang memfasilitasi integrasi antara Shortcode dan Gutenberg. Plugin-plugin ini:

  • Memungkinkan Shortcode untuk dirender dengan benar di dalam editor Gutenberg.
  • Menyediakan antarmuka untuk mengelola Shortcode yang dapat digunakan sebagai blok.
  • Membantu mengonversi Shortcode yang ada menjadi blok Gutenberg yang dapat diedit.

Dengan menggunakan alat-alat ini, Anda dapat secara bertahap memigrasikan fungsionalitas Shortcode Anda ke dalam ekosistem Gutenberg, mendapatkan manfaat dari kedua dunia.

Best Practices dalam Penggunaan Bersama

  • Prioritaskan Blok Gutenberg Bawaan: Selalu mulai dengan blok Gutenberg yang tersedia. Gunakan Shortcode hanya jika blok bawaan tidak dapat memenuhi kebutuhan Anda.
  • Gunakan Plugin Integrasi Terpercaya: Pilih plugin yang memiliki ulasan baik, pembaruan rutin, dan dukungan aktif untuk mengintegrasikan Shortcode ke dalam Gutenberg.
  • Uji Coba Secara Menyeluruh: Setelah mengintegrasikan Shortcode ke dalam blok Gutenberg, uji halaman Anda secara menyeluruh di berbagai perangkat dan browser untuk memastikan semuanya berfungsi dengan baik.
  • Dokumentasikan Penggunaan Shortcode: Catat Shortcode apa saja yang Anda gunakan dan plugin apa yang menyediakannya. Ini akan sangat membantu jika Anda perlu melakukan pemecahan masalah atau migrasi di masa mendatang.
  • Pertimbangkan Kinerja: Meskipun integrasi dapat meningkatkan pengalaman, selalu pantau kinerja situs Anda. Terlalu banyak Shortcode yang dikonversi menjadi blok yang kompleks masih dapat memengaruhi waktu muat.

Advanced/Expert Section: Mengoptimalkan Konten dengan Shortcode dan Gutenberg

Bagi para profesional yang ingin mendorong batas-batas kustomisasi dan efisiensi, kombinasi Shortcode dan Gutenberg menawarkan peluang yang luar biasa. Ini bukan hanya tentang fungsionalitas, tetapi juga tentang menciptakan alur kerja yang lebih cerdas dan pengalaman pengguna yang superior.

Teknik Kustomisasi Lanjutan

Mengembangkan Blok Gutenberg Kustom untuk Fungsionalitas Spesifik: Alih-alih hanya membungkus Shortcode yang ada, pengembang dapat membuat blok Gutenberg kustom dari awal yang menggunakan API Shortcode secara internal. Ini memberikan kontrol penuh atas UI editor dan cara parameter Shortcode disajikan kepada pengguna. Misalnya, Anda bisa membuat blok "Testimoni Slider" yang secara internal menggunakan Shortcode yang kompleks, tetapi di editor Gutenberg, pengguna hanya perlu memilih testimoni dari daftar atau mengunggah gambar melalui antarmuka blok yang ramah.

Menggunakan Shortcode Dinamis dalam Blok Gutenberg: Beberapa Shortcode dapat mengambil data secara dinamis (misalnya, menampilkan postingan terbaru, produk terlaris, atau informasi cuaca). Mengintegrasikan Shortcode dinamis ini ke dalam blok Gutenberg memungkinkan konten yang selalu diperbarui ditampilkan secara visual di editor. Ini sangat berguna untuk halaman beranda, dasbor, atau area konten yang sering berubah.

Conditional Loading Shortcode: Dalam skenario lanjutan, Anda bisa menggunakan Shortcode yang memiliki logika kondisional. Misalnya, Shortcode yang hanya menampilkan elemen tertentu jika pengguna masuk, atau jika mereka berada di lokasi geografis tertentu. Mengintegrasikan Shortcode semacam ini ke dalam blok Gutenberg memungkinkan kontrol yang lebih granular atas konten yang dilihat pengguna, semuanya dikelola melalui antarmuka editor.

Studi Kasus: Website E-commerce yang Optimal

Bayangkan sebuah toko online yang dibangun dengan platform populer. Tim pemasaran ingin menampilkan produk unggulan, testimoni pelanggan, dan formulir pendaftaran buletin di halaman beranda. Mereka juga perlu menampilkan detail produk yang kompleks, opsi varian, dan tombol "tambah ke keranjang" di halaman produk.

Pendekatan Gabungan:

  • Halaman Beranda: Menggunakan blok Gutenberg untuk tata letak visual (misalnya, header, bagian promosi dengan gambar, kolom produk). Untuk menampilkan "Produk Unggulan" atau "Produk Terlaris", mereka menggunakan blok Gutenberg kustom yang membungkus Shortcode dari plugin e-commerce mereka. Shortcode ini mengambil data produk secara dinamis. Formulir buletin juga diimplementasikan menggunakan blok Gutenberg kustom yang membungkus Shortcode formulir.
  • Halaman Produk: Blok Gutenberg digunakan untuk bagian deskripsi produk yang lebih luas atau tata letak yang menyertakan galeri gambar. Namun, detail inti produk seperti harga, varian, stok, dan tombol "tambah ke keranjang" dikelola oleh Shortcode yang disediakan oleh plugin e-commerce. Plugin integrasi kemudian memastikan Shortcode ini dirender dengan benar di dalam editor Gutenberg, memungkinkan tim produk untuk mengelola detail produk tanpa harus berurusan dengan kode mentah.

Keuntungan: Tim pemasaran dapat dengan mudah menata halaman beranda menggunakan editor visual. Tim produk tetap dapat mengelola detail produk yang kompleks melalui antarmuka yang sudah mereka kenal (yang sekarang diwakili sebagai blok). Kinerja tetap terjaga karena Shortcode inti ditangani secara efisien oleh platform dan plugin e-commerce.

Tips Pro untuk Efisiensi

  • Buat "Pola" Gutenberg untuk Kombinasi Shortcode: Jika Anda sering menggunakan kombinasi Shortcode tertentu untuk membuat elemen seperti kartu produk, kutipan dengan tombol, atau bagian FAQ, simpan kombinasi ini sebagai "Pola" Gutenberg. Ini memungkinkan Anda untuk menyisipkan seluruh blok yang sudah dikonfigurasi hanya dengan beberapa klik.
  • Manfaatkan "Reusable Blocks": Gunakan fitur "Reusable Blocks" untuk elemen yang sering muncul di banyak halaman, seperti disclaimer, tombol ajakan bertindak, atau informasi kontak. Jika Anda perlu memperbarui elemen ini, Anda hanya perlu mengeditnya di satu tempat, dan perubahannya akan tercermin di semua lokasi.
  • Optimalkan Kinerja Shortcode: Jika Anda memiliki Shortcode kustom, pastikan kodenya efisien. Hindari query database yang berlebihan atau pemrosesan yang lambat di dalam fungsi Shortcode.
  • Pelajari CSS Kustom untuk Blok: Gutenberg memungkinkan penambahan CSS kustom untuk setiap blok. Ini memberikan tingkat kontrol gaya yang sangat halus tanpa perlu memodifikasi file tema.

Dengan pendekatan yang strategis, Shortcode dan Gutenberg dapat menjadi sekutu yang kuat, memungkinkan Anda untuk membangun situs web yang tidak hanya fungsional dan indah, tetapi juga mudah dikelola dan dioptimalkan untuk kinerja.

Butuh jasa pembuatan website profesional? KerjaKode menyediakan layanan pembuatan website berkualitas tinggi dengan harga terjangkau. Kunjungi https://kerjakode.com/jasa-pembuatan-website untuk konsultasi gratis.

Kesimpulan: Memilih Alat yang Tepat untuk Kebutuhan Anda

Perdebatan antara Shortcode dan Gutenberg bukanlah tentang satu pemenang mutlak, melainkan tentang memahami kekuatan unik masing-masing dan bagaimana memanfaatkannya secara strategis. Shortcode, dengan akarnya yang dalam pada fungsionalitas berbasis kode, menawarkan fleksibilitas luar biasa untuk menambahkan fitur-fitur canggih. Namun, ia datang dengan tantangan terkait keterbacaan kode di editor dan risiko "Shortcode Hell". Di sisi lain, Gutenberg merevolusi pengalaman pengguna dengan antarmuka visual berbasis bloknya, membuatnya lebih mudah diakses dan intuitif untuk membuat tata letak yang menarik dan konten yang terstruktur.

Seiring perkembangan platform konten, batas antara kedua teknologi ini semakin kabur. Integrasi yang mulus melalui blok kustom atau plugin pendukung memungkinkan Anda untuk mendapatkan yang terbaik dari kedua dunia. Anda dapat menikmati kemudahan visual Gutenberg sambil tetap memanfaatkan kekuatan fungsional Shortcode. Kuncinya adalah memilih pendekatan yang paling sesuai dengan proyek Anda, tingkat keahlian tim Anda, dan tujuan jangka panjang situs web Anda.

Langkah selanjutnya adalah mengevaluasi kebutuhan spesifik Anda. Jika Anda membangun situs dari awal atau melakukan perombakan besar-besaran, prioritaskan penggunaan blok Gutenberg bawaan dan eksplorasi blok pihak ketiga yang terpercaya. Jika Anda memiliki basis konten yang sudah ada dengan Shortcode, pertimbangkan untuk mengintegrasikannya ke dalam Gutenberg menggunakan plugin pendukung atau dengan mengembangkan blok kustom. Dengan pemahaman yang mendalam dan pendekatan yang strategis, Anda dapat menciptakan pengalaman konten yang superior, efisien, dan mudah dikelola.

FAQ: Pertanyaan Umum Seputar Shortcode vs Gutenberg

Apa perbedaan utama antara editor klasik dan Gutenberg?

Editor klasik menggunakan antarmuka WYSIWYG tradisional yang menampilkan konten dalam satu area teks besar, seringkali dengan toolbar yang terbatas. Gutenberg, sebaliknya, memecah konten menjadi unit-unit diskrit yang disebut "blok", masing-masing dengan fungsionalitas dan pengaturan kustomnya sendiri, menawarkan pengalaman pengeditan yang lebih visual dan modular.

Apakah Gutenberg sepenuhnya menggantikan Shortcode?

Tidak sepenuhnya. Gutenberg dirancang untuk menjadi editor default yang lebih modern dan fleksibel. Namun, Shortcode masih relevan untuk fungsionalitas khusus yang tidak tersedia sebagai blok bawaan atau untuk integrasi dengan plugin warisan. Tren saat ini adalah mengintegrasikan Shortcode ke dalam blok Gutenberg untuk pengalaman yang lebih mulus.

Bagaimana cara menghindari "Shortcode Hell" saat menggunakan Shortcode?

Cara terbaik untuk menghindari "Shortcode Hell" adalah dengan tidak bergantung pada plugin yang hanya menyediakan Shortcode tanpa integrasi yang baik dengan editor. Jika Anda harus menggunakannya, pastikan plugin tersebut didukung dengan baik dan pertimbangkan untuk mengonversi Shortcode penting menjadi blok Gutenberg kustom. Selalu buat cadangan situs Anda sebelum menonaktifkan atau menghapus plugin.

Apakah saya perlu keahlian coding untuk menggunakan Gutenberg?

Tidak, Gutenberg dirancang agar dapat digunakan oleh pengguna tanpa keahlian coding. Anda dapat membuat tata letak yang kompleks dan menambahkan elemen fungsional hanya dengan menggunakan antarmuka drag-and-drop dan pengaturan blok. Namun, untuk kustomisasi yang sangat mendalam, pengetahuan CSS atau JavaScript dapat membantu.

Bisakah saya menggunakan Shortcode dan Gutenberg di halaman yang sama?

Ya, Anda bisa. Banyak plugin dan tema memungkinkan Shortcode untuk ditampilkan dengan benar di dalam editor Gutenberg. Anda dapat menyisipkan Shortcode langsung ke dalam blok paragraf atau menggunakan blok khusus yang dirancang untuk menampilkan Shortcode. Namun, pastikan untuk menguji tampilan dan fungsionalitasnya secara menyeluruh.

Apa yang dimaksud dengan "blok kustom" di Gutenberg?

Blok kustom adalah blok yang dibuat oleh pengembang (melalui plugin atau tema kustom) yang menawarkan fungsionalitas atau tampilan spesifik yang tidak tersedia di blok inti Gutenberg. Ini bisa berupa blok untuk menampilkan jenis postingan kustom, integrasi dengan layanan eksternal, atau elemen desain yang unik.

Bagaimana cara memilih antara plugin pembuat halaman (page builder) dan Gutenberg?

Gutenberg adalah editor bawaan yang berfokus pada konten. Plugin pembuat halaman (seperti Elementor, Divi, dll.) seringkali menawarkan kontrol tata letak yang lebih luas dan fitur desain yang lebih canggih, tetapi bisa lebih berat dan terkadang menyebabkan "vendor lock-in". Untuk banyak pengguna, Gutenberg yang diperkaya dengan blok pihak ketiga sudah cukup. Jika Anda membutuhkan kontrol desain yang ekstensif dan unik, page builder mungkin menjadi pilihan, tetapi pertimbangkan dampaknya pada kinerja dan portabilitas.

Ajie Kusumadhany
Written by

Ajie Kusumadhany

admin

Founder & Lead Developer KerjaKode. Berpengalaman dalam pengembangan web modern dengan Laravel, React.js, Vue.js, dan teknologi terkini. Passionate tentang coding, teknologi, dan berbagi pengetahuan melalui artikel.

Promo Spesial Hari Ini!

10% DISKON

Promo berakhir dalam:

00 Jam
:
00 Menit
:
00 Detik
Klaim Promo Sekarang!

*Promo berlaku untuk order hari ini

0
User Online
Halo! 👋
Kerjakode Support Online
×

👋 Hai! Pilih layanan yang kamu butuhkan:

Chat WhatsApp Sekarang